Limapuluh Kota, Sumbar Today – Merasa dibohongi dan Tanpa Pemberitahuan oleh Pihak Sekolah kepada Orangtua/Wali Murid saat melakukan Penyuntikan kepada Anaknya, salah satu Orangtua yang bersekolah di Nagari Mungo tidak terima dan langsung menghubungi Pihak Komite Sekolah Dasar Negeri O6 Nagari Mungo Kecamatan Luak Kabupaten Limapuluh Kota, Sabtu (05/12/2020).
Seperti yang diungkapkan Nuri Hidayah panggilan Nuri kepada Media mengatakan, Ia merasa dibohongi Pihak Sekolah saat dilaksanakan Penyuntikan oleh Tim Medis yang dilaksanakan di Sekolah tempat Anaknya Belajar dan mengatakan waktu mendaftar masuk sekolah mengakui telah membuat kesepakatan dengan Pihak Sekolah untuk tidak memberikan suntikan apapun kepada anaknya karena ia berprinsip masalah kesehatan anaknya adalah tanggung jawabnya dan keluarga.
“Saya mempunyai Hak atas Kesehatan anak saya, apapun yang terjadi dengan anak saya itu adalah tanggung jawab saya dan keluarga, saya rela menerima jika ada konsekuensinya nanti, tapi saat ini saya merasa kecolongan dan ditipu seakan pihak sekolah tidak transparan mengenai Ada Penyuntikan disekolah tempat Anak saya belajar, sedangkan apa yang disuntik ketubuh anak saya, saya tidak mengetahui apa isi dari suntikan tersebut” kata Nuri mengungkapkan.
Lanjutnya, “satu hari sebelumnya disaat sepulangnya anak saya dari sekolah, anak saya yang masih duduk dibangku kelas 1 SD memberitahu saya bahwa besok kata ibuk guru Lala (panggilan) tetap masuk sekolah dan memakai baju olahraga, mendengar itu saya langsung kontak sekolah melalui WA grub Kelas 1 2020 ada kegiatan apa disekolah besok tetapi tidak ada respon tentang pertanyaan saya tersebut padahal disana juga ada guru wali kelas anak saya” tuturnya.
“Tidak ada respon di grub tentang itu saya kontak via telepon wali kelas dan mengatakan, tak ada cuma ada yang perlu dijemput disekolah saja, itu kata walikelas dan juga ketika saya mengantarkan anak saya kesekolah sabtu pagi saya tanya lagi ke guru disekolah mengapa anak kesekolah dan kegiatan apa, kan dah selesai ujian kenapa tetap masuk sekolah, tetapi jawab guru, entahlah” ungkapnya lagi.
“Ternyata sepulangnya anak saya dari sekolah sambil menangis menceritakan kalau dia habis disuntik disekolah, mendengar itu saya menjadi emosi karena merasa dibohongi dan langsung menuju sekolah tetapi pihak sekolah sudah pulang hingga akhirnya saya langsung kerumah Pihak Komite Sekolah tetapi disana saya mendapatkan Perlakuan yang tidak baik” tuturnya.
Kepala Sekolah Dasar Negeri 06 Mungo, Fahkrizal saat diminta keterangan, senin (07/12) mengatakan, sabtu kemarin mengadakan penyuntikan Imunisasi disekolah dan Kepsek sangat menyayangkan tindakan yang dilakukan oleh guru-guru disekolah, Tanpa memberitahukan hal ini terlebih dahulu kepada Orangtua atau Wali Murid sebelum bertindak.
Kepala Sekolah menyebutkan bahwa akan menegur guru-guru atau walikelas yang terkait dan akan memberikan surat peringatan kepada mereka.
“Kita sangat menyayangkan hal ini, seharusnya guru atau wali kelas masing-masing memberitahukan hal ini terlebih dahulu kepada wali murid sebelum bertindak, nanti kami akan coba mengingatkan atau menegur guru dan wali kelas terkait serta akan mrmberikan Surat Peringatan kepada mereka” sebut Kepsek.
Disisi lain, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten 50 Kota, Indrawati saat diminta keterangannya mengatakan akan memanggil Kepala Sekolah yang bersangkutan dan korwilnya besok untuk mengetahui bagaimana Kronologisnya.
“Biar nanti ibuk panggil kepala sekolah bersangkutan dan korwilnya besok untuk mengetahui bagaimana kronologisnya, besok kita minta menghadap kekantor” terang kadis.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten 50 Kota, Tien Septino melalui Kasi Imunisasi, Dr.Yulfa Roza menerangkan bahwa untuk Pelaksanaan Imunisasi Puskesmas perlu menyurati Sekolah terlebih dahulu serta memberikan Edukasi kepada Orangtua atau Wali Murid.
“Iya, Imunisasi wajib diberikan untuk usia sekolah dan apabila menolak akan diberi edukasi tentang pentingnya imunisasi dan Kita juga tidak bisa memaksa orangtua yang tidak berkenan anaknya diimunisasi” kata Dr.Yulfa Roza kepada media.
“Diharapkan yang bersedia sudah lebih 80 persen sehingga bisa membentuk kekebalan kelompok atau herd imunity baru, dan dimasa pandemi ini pihak puskesmas menyurati sekolah untuk pelaksaan imunisasi dan dibuatkan jabwal untuk beberapa anak sehingga pelaksaannya dilakukan secara bertahap” tuturnya. (REY)